Pembentukan Karakter lewat Olahraga

Oleh Mudjito AK (Direktur Pembinaan TK-SD Kementerian Pendidikan Nasional)

Keprihatinan terhadap fenomena degradasi moral dan karakter bangsa makin terasa akut dari masa ke masa. Di kalangan masyarakat makin mewabah patologi sosial dan penyalahartian praktik kehidupan demokrasi dengan kebebasan tanpa aturan. Selain itu juga ada perkembangan sentimen kedaerahan dan kesukubangsaan yang makin melunturkan semangat nasionalisme, maraknya kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia, terhadinya degradasi lingkungan, radikalisme atas nama puritanisme dan otensitas agama.

Banyak kalangan berpandangan bahwa problem multidimensional ini harus dipikul oleh institusi pendidikan. Berbeda dengan peran pendidikan di negara-negara maju yang lebih terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, pendidikan di Indonesia memikul beban ganda. Beban ganda itu ialah tidak saja transformasi pengetahuan, tetapi ditambah lagi dengan enkulturasi berbagai bidang kehidupan, termasuk pembentukan karakter dan kepribadian dalam kerangka nation and character building.

Sayangnya, meski secara konseptual pokok pikiran ini relatif lebih mudah dirumuskan, tetapi praktiknya sungguh rumit. Anatominya meliputi horizon yang amat luas: ada perilaku moral, nilai moral, karakter, emosi, logika moral, dan penggalian identitas. Moral karakter berhubungan erat dengan perilaku dan nilai-nilai yang dapat didefinisikan sebagai sikap yang konsisten untuk merespons situasi melalui ciri-ciri seperti kebaikan hati, kejujuran, sportivitas, tanggung jawab, dan penghargaan kepada orang lain (Lickona, 1997).

Bagaimana membudayakan perilaku dan nilai-nilai tersebut? Dalam tulisan ini dideskripsikan bahwa melalui pendidikan olahraga, yang selama ini banyak dipandang sebelah mata, ternyata banyak nilai perilaku yang secara riil dapat diwujudkan apabila direncanakan secara sistematis.

Nilai Dasar

Dalam kehidupan sehari-hari olahraga sering disikapi sebagai media hiburan, pengisi waktu luang, senam, rekreasi, kegiatan sosialisasi, dan meningkatkan derajat kesehatan. Secara fisik olahraga memang terbukti dapat mengurangi risiko terserang penyakit, meningkatkan kebugaran, memperkuat tulang, mengatur berat badan, dan mengembangkan keterampilan. Sayangnya, nilai-nilai yang lebih penting dalam konteks pendidikan dan psikologi, yaitu pembentukan karakter dan kepribadian, masih kurang disadari.

Kepribadian, sosialisasi, dan pendidikan kesehatan, serta kewarganegaraan hakikatnya adalah agenda penting dalam proses pendidikan. Sebagaimana pentingnya membaca, menulis, dan berhitung, saat ini perlu ditambahkan lagi dengan respect and responsibility. Mengapa? Sebab, sesungguhnya dalam perspektif sejarah sudah sejak lama pendidikan jasmani dan olahraga dijadikan andalan sebagai wahana yang efektif untuk pembentukan watak, karakter, dan kepribadian. Bahkan pembentukan sifat kepemimpinan seseorang dapat dicapai melalui media ini.

Dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat, orang tua mengharapkan generasi baru memahami norma salah-benar, kearifan dalam hidup bermasyarakat, memiliki sikap sportif, disiplin, serta taat asas dalam tata pergaulan. Hidup bersama melalui aktivitas olahraga bagi anak-anak dapat memberi pelajaran bahwa permainan dengan tata aturan tertentu dapat menguntungkan semua pihak dan mencegah konflik perbedaan pandangan. Anak-anak juga dapat belajar bersosialisasi melalui permainan-permainan, yang sayangnya fasilitas seperti ini nyaris luput dari perhatian layanan publik. Padahal melalui aktivitas seperti ini, mereka yang memiliki minat sejenis dapat berbagi pengalaman dalam common ground yang dapat ditransformasikan melalui komunikasi dan interaksi yang kohesif.

Peran olahraga kian penting dan strategis dalam konteks pengembangan kualitas SDM yang sehat, mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki sifat kompetitif yang tinggi. Selain itu juga penting dalam pengembangan identitas, nasionalisme, dan kemandirian bangsa. Olahraga yang dikelola secara professional akan mampu mengangkat martabat bangsa dalam percaturan internasional.

Sejarah telah mencatat bahwa olahraga dapat menjadi media pendidikan atau menjadi ikon bisnis dan industri yang prospektif. Olahraga secara potensial dan aktual dapat menjadi rujukan yang efektif bagi pembentukan watak kepribadian dan karakter masyarakat.

Fair Play

Olahraga dengan segala aspek dan dimensinya, lebih-lebih yang mengandung unsur pertandingan dan kompetisi, harus disertai dengan sikap dan perilaku berdasarkan kesadaran moral. Implementasi pertandingan tidak terbatas pada ketentuan yang tersurat, tetapi juga kesanggupan mental menggunakan akal sehat. Kepatutan tindakan itu bersumber dari hati nurani yang disebut dengan istilah fair play.

Dalam dua tahun terakhir, model kompetisi yang dijiwai fair play telah diimplementasikan pada kompetisi nasional dalam forum Olimpiade Olahraga Sekolah Nasional (O2SN) dan forum internasional, yaitu ASEAN Primary School Sport Olympiade (APSSO). Hasilnya sungguh menggembirakan karena penerapan tersebut berimplikasi pada perilaku peserta kompetisi yang lebih mencerminkan jiwa sportivitas, kejujuran, persahabatan, rasa hormat, dan tanggung jawab dengan segala dimensinya.

Dalam kode fair play terkandung makna bahwa setiap penyelenggaraan olahraga harus dijiwai oleh semangat kejujuran dan tunduk pada tata aturan, baik yang tersurat maupun tersirat. Setiap pertandingan harus menjunjung tinggi sportivitas, menghormati keputusan wasit/juri, serta menghargai lawan, baik saat bertanding maupun di luar arena pertandingan.

Kemenangan dalam suatu pertandingan, meski penting, tetapi ada yang lebih penting lagi, yaitu menampilkan keterampilan terbaik dengan semangat persahabatan. Lawan bertanding sejatinya adalah juga kawan bermain.

Tidaklah diragukan bahwa pendidikan olahraga adalah wahana yang sangat ampuh bagi persemaian karakter dan kepribadian anak bangsa apabila dikembangkan secara sistematis. Olahraga mengandung dimensi nilai dan perilaku positif yang multidimensional.

Pertama, sikap sportif, kejujuran, menghargai teman dan saling mendukung, membantu dan penuh semangat kompetitif. Kedua, sikap kerja sama, team work, saling percaya, berbagi, saling ketergantungan, dan kecakapan membuat keputusan bertindak. Ketiga, sikap dan watak yang senantiasa optimistis, antusias, partisipasif, gembira, dan humoris. Keempat, pengembangan individu yang kreatif, penuh inisiatif, kepemimpinan, determinasi, kerja keras, kepercayaan diri, kebebasan bertindak, dan kepuasan diri.

Keunggulan pendidikan olahraga dalam pembentukan karakter terletak pada konkretisasi nilai-nilai ke dalam perilaku. Itu suatu ciri yang tidak mudah dilakukan pada substansi yang lain dalam kurikulum dan pembelajaran yang cenderung teorestik, abstrak, dan verbalistik. Mari kita budayakan pendidikan karakter melalui aktivitas olahraga di kalangan siswa secara sistematis. ***

Sumber: Suara Karya

This entry was posted on Wednesday, June 16, 2010 and is filed under . View Comments
blog comments powered by Disqus
Related Posts with Thumbnails